Balam – Kelompok masyarakat sipil Provinsi Lampung memandang pembangunan di Lampung belum responsif gender.
Forum Jaringan Organisasi Masyarakat Sipil di Lampung berharap peringatan International Women’s Day pada Rabu, 8 Maret 2023, menjadi momentum untuk menggerakkan perubahan terhadap ketidakadilan yang diakibatkan oleh sistem patriarkis.
Jaringan organisasi masyarakat sipil ini terdiri dari Solidaritas Perempuan Sebay lampung, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) lampung, Lembaga Advokasi Anak (LadA) Damar, Advokasi Perempuan Damar, LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Bandar Lampung.
Kemudian, AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Kota Bandar Lampung, PPNI (Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia), SBMI (Serikat Buruh Migran Indonesia) Lampung, LMID (Liga Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi), SMI (Serikat Mahasiswa Indonesia), dan Gaya Lentera Muda (Gaylam) Lampung.
Siaran pers Forum Jaringan Organisasi Masyarakat Sipil Lampung, Selasa (7/3/2023) malam, menyebutkan situasi ketidakadilan dialami perempuan dari masa ke masa dalam berbagai konteks.
Penindasan terhadap perempuan di dalam keluarga, lingkungan hingga negara, dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Mulai dari penindasan atas tubuh, pikiran, ruang gerak, hingga hasil kerja mereka.
Perpotongan dan lapisan identitas ras, etnis, kelas, orientasi seksual, telah menimbulkan kompleksitas persoalan yang dihadapi perempuan hingga saat ini.