Balam – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung Emilia Kusumawati mengakui bahwa nelayan Sukaraja tumpuk sampah plastik untuk dermaga kapal fiber.
Emilia menuturkan nelayan Sukaraja di Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung, menolak pembangunan dermaga beton maupun paving block.
“Mereka agak menolak karena kapal mereka ini kan fiber. Kalau berulang-ulang (darat-laut) kapalnya bocor. Itu lah kenapa di bulan Februari kami ke sini ada penolakan,” kata Emilia di Pantai Sukaraja, Senin (10/7/2023).
Baca Juga: Nelayan Sukaraja Butuh Dermaga Lepas Pantai
Emilia Kusumawati bersama ribuan warga Lampung ikut bergotong royong membersihkan sampah plastik di Pantai Sukaraja bersama Pandawara Group.
Dia menuturkan Pemerintah Provinsi Lampung sudah mengusulkan dermaga paving block seperti di Pantai Pandeglang, Banten, yang dibersihkan oleh Pandawara Group.
“Tapi ditolak. Saya usulkan bagaimana kalau ditambatkan atau dibikin dermaga (beton),” ujar Emilia.
Namun, usul itu tetap ditolak oleh nelayan Sukaraja yang tumpuk sampah plastik untuk dermaga.
“Alasan mereka, ada saat-saat tertentu ombak pasang besar. Mereka khawatir sampai nggak bisa tidur,” kata dia.
Meski mendapatkan penolakan, jelas Emilia, Pemerintah Provinsi Lampung tetap berupaya mencari win-win solution dengan melibatkan nelayan, Pemkot Bandar Lampung, ahli lingkungan, penggiat lingkungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Pastinya mencari solusi, bagaimana caranya nelayan ini bisa menyandarkan kapalnya tidak dengan mengandalkan sampah. Ini kan karena kebiasaan nelayannya. Mereka tidak mau dibersihkan. Katanya tempat sandar kapal,” ujar dia.
Sampah plastik ditumpuk nelayan Sukaraja di pantai untuk dermaga kapal fiber.
Aksi bersih-bersih Pantai Sukaraja diperkirakan berhasil mengangkut 300 ton sampah plastik.
Emilia Kusumawati mengapresiasi gerakan anak-anak muda Pandawara Group yang menginspirasi masyarakat Lampung untuk bergotong royong membersihkan sampah plastik di Pantai Sukaraja.
“Alhamdulillah di era digital itu tersampaikan. Bahkan ada yang dari UGM sedang KKN di Natar dan anak-anak SMA juga. Bahagia semua bergerak dan berkumpul di sini dengan sukarela. Tapi kan nggak bisa setiap saat yang seperti ini,” kata dia.