Balam – Vaksin HPV lindungi anak dari potensi kanker rahim (serviks).
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Desti Mega Putri menekankan pentingnya Vaksin HPV atau human papillomavirus vaccine (HPV) untuk anak perempuan.
“Vaksin HPV ini sangat penting untuk anak-anak menghindari kanker serviks kedepannya. Jadi vaksin ini salah satu upaya memberikan perlindungan,” kata Desti di Bandar Lampung, Selasa (8/8/2023) sore.
Baca Juga: Korban Kekerasan Seksual di Lampung Didominasi Anak Usia Pelajar
Pemerintah Kota Bandar Lampung menargetkan sebanyak 8.468 anak perempuan usia 11 tahun atau Kelas 5 Sekolah Dasar (SD) sebagai penerima manfaat vaksin HPV.
Pelaksanaan vaksinasi HPV di sekolah bersamaan dengan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) 2023.
BIAS merupakan kegiatan nasional meliputi pemberian imunisasi pada anak SD sederajat yang dilaksanakan dua kali setahun pada setiap bulan Agustus dan November.
Bulan Agustus untuk imunisasi Campak, Rubella, dan Human Papilloma Virus (HPV). Sedangkan bulan November untuk imunisasi Difteri Tetanus (DT) dan Tetanus difteri (Td).
“Di Kota Bandar Lampung akan dimulai pada 15 Agustus 2023. Kalau nasional kan sudah dimulai pada 8 Agustus 2023,” ujar Desti.
Lindungi anak dari potensi kanker rahim dengan Vaksin HPV.
Desti Mega Putri menjelaskan pemberian Vaksin HPV untuk anak perempuan usia 11 tahun atau pelajar perempuan Kelas 5 SD sudah melalui kajian.
“Vaksin sudah diprogramkan oleh pemerintah lewat penelitian dan pertimbangan yang matang,” kata dia.
Vaksin HPV lindungi anak dari potensi kanker rahim sejak dini sebab organ reproduksi pada anak perempuan usia 11 tahun atau Kelas 5 SD sudah mulai berkembang, dan belum melakukan hubungan seksual aktif.
“Menurut data, anak perempuan Kelas 5 SD atau usia 11 tahun sudah banyak yang menstruasi,” ujar Desti.
“Kenapa tidak diberikan kepada perempuan dewasa? Karena kanker serviks itu terjadi pada orang-orang yang sudah melakukan hubungan seksual,” tambah dia.
Vaksinasi HPV bagi 8.468 anak perempuan usia 11 tahun atau Kelas 5 SD ditargetkan selesai pada 31 Agustus 2023.
“Seandainya nanti tidak selesai karena ada yang sakit, akan kita vaksin di awal bulan September,” pungkas Desti.
Vaksin HPV bukan solusi melindungi anak perempuan.
Ketua Badan Eksekutif Nasional Perserikatan Solidaritas Perempuan 2023-2027 Armayanti Sanusi mengatakan Vaksin HPV bukan solusi untuk melindungi anak perempuan dari kanker serviks.
“Vaksin HPV untuk remaja perempuan tidak masuk akal bagi saya. Masalahnya apa? Kenapa mereka harus diberikan suntikan HPV? Memang mereka melakukan apa?” Ujar dia.
Menurut Armayanti negara seharusnya memberikan perlindungan terhadap anak sebagai generasi penerus bangsa, bukan sebagai objek, dengan penegakan hukum yang tegas.
“Misalnya, sudah ada undang-undang yang melarang perkawinan anak. Tetapi, di pengadilan ada semacam dispensasi nikah yang bisa diajukan orangtua anak dan dikabulkan oleh pengadilan,” jelas dia.
Kebijakan negara, lanjut Armayanti, secara eksplisit harus benar-benar melindungi perempuan.
“Tidak hanya sekedar menjalankan konstitusi dengan program yang tidak masuk akal,” kata dia.