Balam – Pangan olahan di Bandar Lampung aman dari zat berbahaya yang berisiko terhadap kesehatan.
Berdasarkan uji sampling yang dilakukan BBPOM (Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan) di Bandar Lampung, sejauh ini, belum ada temuan zat kimia berbahaya dalam pangan olahan.
“Semua negatif, jadi aman untuk dikonsumsi,” kata Pengawas Farmasi Makanan Ahli Muda BBPOM di Bandar Lampung, Ummi Rukoyah, di Pasar Way Halim, Rabu, 29 Maret 2023.
Baca Juga: Pemkot Bandar Lampung Jamin Keamanan Pangan Segar From Farm To Table
BBPOM di Bandar Lampung melakukan rapid test kandungan zat berbahaya di Pasar Way Halim.
“Ada 18 sampel yang kami uji di Pasar Way Halim,” ujar Ummi.
Sampling yang diuji di Mobile Lab BBPOM di Bandar Lampung terdiri dari bahan pangan olahan seperti kerupuk, mie, tahu, dan jajanan takjil menu berbuka puasa.
Di bulan suci Ramadan 1444 Hijriah, BBPOM di Bandar Lampung melakukan intervensi terhadap menu makanan berbuka puasa atau takjil yang diproduksi UMKM Pangan.
“Kami secara rutin, sejak hari pertama bulan puasa sudah melakukan uji sampling dengan Mobile Lab atau laboratorium keliling di Kota Metro, Pasar Natar Lampung Selatan, dan Kota Bandar Lampung,” ujar Ummi.
Baca Juga: BBPOM di Bandar Lampung Awasi Pangan Olahan UMKM
BBPOM di Bandar Lampung intervensi UMKM Pangan terhadap produk olahan pangan yang dijajakan di pasar-pasar tradisional dan pedagang takjil musiman.
Hingga saat ini, pangan olahan di Bandar Lampung aman dari zat berbahaya.
“Di Bandar Lampung uji sampling di pedagang takjil Jalan dr Soesilo dan Taman Gajah Enggal. Hasilnya, sampai saat ini aman dan negatif zat berbahaya,” kata dia.
BBPOM belum menemukan adanya pangan olahan di Bandar Lampung yang mengandung zat kimia berbahaya.
Hasil uji cepat kandungan zat kimia berbahaya terhadap pangan olahan di Pasar Way Halim, Bandar Lampung, juga negatif Boraks, Formalin, Rhodamin B, dan Methanil Yellow.
Ummi menuturkan berdasarkan hasil pengawasan BBPOM di tahun-tahun sebelumnya, zat kimia berbahaya yang paling banyak digunakan pada pangan olahan adalah Rhodamin B.
“Rhodamin B itu pewarna untuk tekstil bukan untuk dikonsumsi manusia,” ujar dia.
Baca Juga: 4 Pulau di Lampung Terancam Tenggelam
Secara kasat mata, jelas Ummi, pangan olahan yang mengandung Rhodamin B berwarna terang dan memantulkan cahaya jika terkena sinar matahari.
“Rhodamin B kalau dicampur sedikit saja pada makanan, warnanya sudah terang, kalau terkena sinar matahari dia fluoresens. Tapi, untuk memastikan perlu diuji lebih lanjut di laboratorium,” kata dia.
Ummi mengingatkan bahwa mengonsumsi pangan olahan yang mengandung zat kimia berbahaya bisa berdampak buruk terhadap kesehatan.
“Zat kimia yang kalau dikonsumsi tidak berefek langsung saat itu juga, tapi dalam jangka panjang bisa menimbulkan risiko terhadap kesehatan seperti penyakit kanker,” pungkas Ummi.