Balam – Kasus orang dengan HIV/AIDS atau ODHA di Lampung fenomena gunung es akibat masih banyaknya ODHA yang belum terdata.
Koordinator Konsorsium Pegiat HIV Kota Bandar Lampung, Mumu Amalia, mengatakan ODHA di Lampung masih sedikit yang terdata.
”Padahal kalau masyarakat Bandar Lampung sadar untuk tes (HIV) dan memiliki perilaku yang berisiko, dia seharusnya tes,” kata dia di Bandar Lampung, Jumat, 2 Desember 2022.
Mumu yang aktif di Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) mengatakan jumlah ODHA di 15 kabupaten/kota se-Provinsi Lampung mencapai 5.310 orang per Agustus 2022.
“Kalau tertinggi pasti kota ya, di Bandar Lampung, dan dari data terakhir kita kurang lebih ada 2.700 orang. Itu kumulatif, jadi termasuk yang sudah meninggal,” ujar dia.
Pada peringatan Hari HIV/AIDS Sedunia pada Kamis, 1 Desember 20220, kemarin, dia mengajak setiap orang yang memiliki perilaku berisiko terinfeksi HIV/AIDS untuk melakukan tes.
Fenomena gunung es ODHA di Lampung disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat terkait penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS.
ODHA di Lampung fenomena gunung es karena datanya selalu meningkat setiap tahun.
“ODHA di Lampung meningkat karena mereka yang sudah terdata merupakan orang-orang yang telah dites dan positif terinfeksi HIV,” kata Mumu.
Hasil temuan mereka menyebutkan ODHA di Lampung terdiri dari berbagai usia seperti ibu hamil, pekerja seks komersial (PSK) perempuan, waria, laki-laki seks dengan laki-laki (LSL), dan pengguna jarum suntik yang tidak steril.
“Paling tinggi LSL, baik gay maupun heteroseksual,” ujar dia.
Mumu menjelaskan fenomena gunung es ODHA di Lampung.
Menurut dia, Kota Bandar Lampung dengan ODHA tertinggi se-Lampung disebabkan tingginya warga kota setempat yang melakukan pemeriksaan dibandingkan daerah lain.
“Masih banyak yang nggak mau tes HIV karena takut, buta informasi, atau ada juga yang sengaja menutup diri,” pungkas Mumu.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Desti Mega Putri, menyampaikan hal senada.
”ODHA di Bandar Lampung banyak karena kita aktif mendata, kalau nggak dicari ya tidak akan meningkat,” kata dia.
Desti mengatakan deteksi dini melalui tes HIV sangat dibutuhkan untuk dapat menekan penyebaran HIV/AIDS.
“Sebanyak 31 puskesmas bisa melayani semua, baik untuk tes HIV/AIDS, dan memberikan obat ARV (Antiretroviral) untuk mereka yang terinfeksi,” ujar Desti.
Selain di puskesmas, lanjut dia, delapan rumah sakit yang ada di Kota Bandar Lampung juga memberikan pelayanan bagi ODHA di Lampung.
Baca Juga: Eva Dwiana Ajak Remaja Tekan Angka Stunting