Balam – Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana ajak remaja tekan angka stunting di Kota Tapis Berseri karena mengancam kualitas generasi penerus bangsa.
Sedikitnya 300 remaja yang tergabung dalam Remaja Organisasi Antisipasi Stunting (Roaming) akan berkolaborasi dengan petugas Posyandu.
“Roaming ini sudah kami kukuhkan dengan jumlah anggota 300 orang, semoga bisa membantu posyandu di kecamatan masing-masing,” kata Eva Dwiana di Aula Semergou Pemkot Bandar Lampung, Senin, 28 November 2022.
Baca Juga: Eva Dwiana Lepas 500 Jemaah Umroh Bandar Lampung
Eva Dwiana ajak remaja tekan angka stunting dengan membantu posyandu melakukan pendataan ke rumah-rumah masyarakat.
“Turun langsung mendata dan mengedukasi masyarakat untuk sadar akan bahaya stunting pada anak,” ujar dia.
Dia menyampaikan masih banyak orangtua anak yang enggan ke posyandu.
“Mereka lebih memilih langsung ke puskesmas atau ke rumah sakit, maka catatan dari posyandu kita agak sedikit,” sesal dia.
Anggota Roaming, lanjut Eva Dwiana, nantinya akan mendapatkan pelatihan dan pembinaan dari psikolog dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB).
“Masyarakat hingga kini masih banyak yang enggan memeriksakan anak-anaknya ke posyandu,” kata dia.
Melalui pembentukan Roaming di 2022, Eva Dwiana mengajak remaja untuk menekan angka prevalensi stunting di tahun 2023.
“Saat ini, angka prevalensi stunting Bandar Lampung masih di atas standar yang ditentukan pemerintah pusat, yakni 19,4 persen,” kata dia.
“Pembentukan Roaming diharapkan bisa menekan angka stunting di tahun 2023,” pungkas Eva Dwiana.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Bandar Lampung, Santi Sundari, menyampaikan terdapat tujuh kecamatan yang menjadi lokus rawan stunting di kota setempat.
Yakni Kemiling, Enggal, Sukabumi, Telukbetung Timur, Tanjungkarang Barat, Kedaton, dan Panjang.
“Namun, upaya pencegahan stunting tidak hanya dilakukan di tujuh lokus utama, tetapi juga semua kecamatan yang ada di kota ini,” ujar Santi.
Dia mengatakan sasaran penanganan prevalensi stunting adalah calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, ibu yang memiliki balita, dan balita.
“Semua sasaran itu, tentu tidak hanya ada di lokus stunting, tapi di semua wilayah,” kata dia.