Balam – Jumlah Puskesmas Rawat Inap di Bandar Lampung bertambah dua unit di tahun 2022.
Pemkot Bandar Lampung menambah dua Puskesmas Rawat Inap yakni di Way Laga, Kecamatan Sukabumi, dan Kampung Sawah, Kecamatan Tanjungkarang Timur.
“Puskesmas Rawat Inap yang kita tambah tahun ini ada dua unit,” kata Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, Selasa, 13 Desember 2022.
Baca Juga: Bersahabat dengan Anak-Anak Positif HIV
Eva Dwiana menyampaikan Puskesmas Rawat Inap di Bandar Lampung bertambah dua, sehingga total jumlah Puskesmas Rawat Inap sebanyak 15 unit dari 31 puskesmas yang tersedia.
Ketiga belas Puskesmas Rawat Inap berada di Way Halim, Gedong Air, Sukarame, Satelit, Sukabumi, Kemiling, Simpur, Kota Karang, Kedaton, Panjang, Way Kandis, Sukaraja, dan Sukamaju.
“Untuk pembangunan Puskesmas Rawat Inap berikutnya dilakukan secara bertahap. Puskesmas lainnya kan masih bagus,” ujar dia.
Wali Kota berencana menambah kembali Puskesmas Rawat Inap sebanyak dua unit di tahun 2023.
“Insyaallah, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir puskesmas di wilayahnya belum menjadi rawat inap,” kata Eva Dwiana.
Selain meningkatkan layanan puskesmas, Pemkot Bandar Lampung juga akan menambah jumlah tenaga medis utama.
“Gedungnya sudah bagus, nanti kita tambah dokternya, dengan doa dari masyarakat mudah-mudahan Pemkot Bandar Lampung bisa membangun lagi,” ujar dia.
Eva Dwiana mengatakan peningkatan kualitas layanan pengobatan gratis di puskesmas akan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.
“Lihat di (APBD) perubahan nanti. Untuk itu, masyarakat harus mendukung,” kata dia.
Puskesmas Rawat Inap diharapkan bisa memberikan layanan pengobatan terbaik bagi masyarakat sebelum dirujuk ke rumah sakit.
“Kan puskesmas kita sudah bagus nih, jadi enggak usah susah lagi ke rumah sakit kota, ke puskesmas saja. Kalau memang ada rujukan dari puskesmas, baru ke rumah sakit,” jelas Eva Dwiana.
Wali Kota mengimbau agar petugas kesehatan di puskesmas mengutamakan keramahtamahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Puskesmas harus melayani dengan senyuman dan menerima siapapun yang hendak berobat, tidak boleh ada yang dibedakan,” tegas dia.
“Karena dengan senyum, insyaallah, yang sakit jadi sehat. Dan kalau pelayanan kita baik, orang juga akan senang dengan kita,” lanjut Eva Dwiana.