Balam – Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mendorong Pemkot Bandar Lampung cegah stunting dengan pendekatan keluarga.
“Bapak Presiden memberikan arahan bahwa keluarga menjadi satu kunci pendekatan untuk meningkatkan kualitas generasi yang akan datang,” kata Hasto di Aula Semergou Pemkot Bandar Lampung, Senin, 6 Februari 2023.
Baca Juga: Ketahanan Keluarga Kurangi Risiko Stunting di Bandar Lampung
Bupati Kulon Progo yang menjabat pada periode 2011-2016 dan periode 2016-2019 ini menyampaikan dalam rentang waktu 2020-2045 jumlah penduduk Indonesia usia produktif, 15-64 tahun, sebesar 70 persen.
“Oleh karena itu kita hari bisa, di tahun 2030, tidak ada kelaparan, kemiskinan ekstrim, dan stuntingnya harus rendah,” ujar dia.
Hasto Wardoyo mengatakan dalam upaya pencapaian tersebut, pemerintah menargetkan di tahun 2024, angka stunting berada di angka 14 persen dan kemiskinan ekstrem nol persen.
Sehingga Hasto Wardoyo meminta Pemkot Bandar Lampung cegah stunting dengan pendekatan keluarga.
“Kita kerja keras melalui keluarga. Arahan Bapak Presiden, keluarga sasaran utama,” tegas dia lagi.
Hasto mengapresiasi capaian kinerja Pemkot Bandar Lampung dalam upaya menekan angka prevalensi stunting.
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menyebutkan angka prevalensi stunting bayi usia 0-59 bulan (balita) di Kota Bandar Lampung sebesar 11,1 persen.
Angka prevalensi ini turun dari tahun 2021 sebesar 19,4 persen.
“Kota Bandar Lampung bisa menjadi contoh dalam penanganan stunting karena penurunannya cukup lumayan,” kata Hasto.
Pemkot Bandar Lampung mencegah stunting dengan melakukan pendekatan kepada keluarga sesuai arahan Hasto Wardoyo.
Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, menyampaikan penanganan stunting di Kota Tapis Berseri sempat terkendala gegara pandemi Covid-19.
“Biasanya kita ada penyuluhan ke bawah. Di 2022 kita bisa turun sampai 8 persen itu luar biasa. Mudah-mudahan ke depan, di 2023 ini, bisa turun lagi,” harap dia.
Pemkot Bandar Lampung, lanjut Eva, akan fokus menurunkan angka prevalensi stunting untuk mendukung capaian target nasional angka stunting 14 persen di 2024.
“Seperti kata Pak Hasto, zero persen tidak mungkin, kita juga harus melihat penduduk Kota Bandar Lampung banyak yang datang dan pergi,” kata dia.
Pergerakan penduduk yang dinamis membutuhkan kerja sama dan kolaborasi antarforkopimda.
“Insyaallah kami akan fokus untuk menangani stunting dan Pak Hasto sudah menyiapkan bantuan Rp7 miliar lebih,” ujar dia.
Bantuan penanganan stunting rencananya akan digunakan untuk pengadaan dua unit mobil penyuluhan kesehatan dan KB (Keluarga Berencana).
Pemkot juga memberikan makanan pendamping ASI (Air Susu Ibu) yang sehat dan bergizi bagi ibu hamil atau sedang menyusui guna menekan angka stunting.
“Untuk stunting kita datang ke rumah-rumah memberikan makanan bergizi. Gratis semua,” kata Eva Dwiana.
Upaya menekan angka stunting juga dilakukan bersama perguruan tinggi untuk mencegah pernikahan di usia dini. Nikah muda berpotensi melahirkan anak stunting.
“Nanti ada pelatihan, kita sudah ada perwakilan dari semua perguruan tinggi mengajak remaja mencegah pernikahan dini,” tutup dia.
Baca Juga: Eva Dwiana Ajak Remaja Tekan Angka Stunting